Mari kita lanjutkan pembahasan kita tentang Internet of Trains ini…
Dari Reactive Maintenance ke Predictive Maintenance
Agar sebuah sistem perkeretaapian baik persinyalan, mekanis dan telekomunikasi dapat selalu melayani para pengguna jasanya dengan baik maka sistem tersebut harus memiliki ketersediaan (Availability) yang tinggi. Selain menggunakan suku cadang yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi perawatan (maintenance) pun harus senantiasa dilakukan secara terjadwal.
Bagi operator kereta api yang terbiasa melakukan perawatan (baca : perbaikan) pada peralatan yang terinstalasi pada sistem ketika sistem tersebut mengalami kerusakan disebut dengan reactive maintenance yang mana sistem ini biasa digunakan pada sistem perkeretaapian yang mengelola manajemen operasi-nya dengan event based management.
Reactive Maintenance biasanya dipandang seolah-olah ‘menguntungkan’ karena action dilakukan sangat minimal dan hanya dlakukan ketika terjadi permasalahan atau kerusakan. Padahal apabila dikaji lebih detail maka kerugian yang terjadi akibat delay misalnya akan lebih besar. Apalagi apabila kerusakan yang terjadi adalah kerusakan parah apalagi yang mengakibatkan kecelakaan katastropik yang tentu saja butuh waktu yang cukup lama untuk pemulihannya yang akibatnya kerugian pun akan lebih besar.
Pilihan untuk melakukan Predictive Maintenance adalah dengan melakukan diagnosis dini terhadap seluruh infrastruktur perkeretaapian agar kerusakan kecil dapat terdeteksi sehingga penanganan dapat segera dilakukan sebelum merambat menjadi permasalahan yang besar. Keterlibatan sensor-sensor pada setiap titik infrastruktur yang diprediksikan memiliki risiko yang besar dapat dijadikan sebagai masukan yang dapat diolah pada sistem Internet of Things.
Continue reading “IoT, Internet of Trains (Bagian 2 – Tamat)”